Memperjuangkan Hak Perempuan
Oleh :
Iskiatin
Judul Film : Perempuan Berkalung Sorban
Produser : Chand Parwez Servia
Sutradara : Hanung Bramantyo
Pemeran : Revalina S. Temat, Widyawati, Oka Antara, Reza Rahardian, Ida Leman,
Joshua Pandelaki, Pongky Suwito, Frans Nicolas, Francine Roosenda, Tika Putri, Risty
Tagor, Hanung Bramantyo, Haykal Kamil.
Film Perempuan Berkalung Sorban
ini di sutradarai oleh sutradara terkenal yaitu Hanung Bramantyo. Film ini
berkisah mengenai perjalanan hidup seorang wanita yang memperjuangkan
hak-haknya sebagai perempuan, dimana di dalam film ini tokoh utamanya adalah
Revalina S. Temat yang berperan sebagai Annisa. Film ini menceritakan tentang
seorang wanita, anak dari seorang Kyai di pesantren yang ingin merubah
pandangan sang ayah mengenai perbedaan derajat seorang wanita dengan laki-laki.
Annisa merupakan seorang perempuan yang cerdas, berani dan berpendirian kuat.
Ia hidup dan dibesarkan dalam lingkungan dan tradisi islam konservatif di
keluarga Kyai yang mengelola sebuah pesantren kecil Salafiah Putri Al-Huda di
Jawa Timur, Indonesia. Dalam lingkungan dan tradisi konservatif tersebut ilmu
sejati dan benar hanyalah Al-Qur’an, Hadits dan Sunnah sedangkan buku-buku
modern dianggap sebagai ajaran yang menyimpang.
Dalam
Pesantren tersebut diajarkan tentang bagaimana menjadi seorang perempuan yang
baik dan patuh pada suami, sehingga Annisa beranggapan bahwa ajaran islam hanya
membela laki-laki dan menempatkan perempuan dalam posisi sangat lemah dan tak
seimbang. Dalam penuturannya Annisa selalu menentang semua anggapan yang datang
dari sang Kyai yang mengajar di Pesantren termasuk sang ayah. Namun, seiring
perkembangannya, Annisa mulai merasa haknya dikecilkan sebagai wanita dibanding
saudara laki-lakinya, ia tidak diizinkan berkuda, ia tidak diizinkan berbicara
dan mengemukakan pendapatnya, ia harus diam saat di meja makan dan masih banyak
lagi perlakuan berbeda yang diterima oleh Annisa dari orang tuanya sendiri.
Dalam film ini menggambarkan bahwa Annisa tidak dapat mengaktualisasikan
dirinya. Ia sudah lama menyampaikan protesnya tetapi tidak ada yang mau
mendengarkannya, hanya ada satu orang yang dapat mengerti Annisa yaitu Khudori
yang merupakan paman Annisa dari pihak ibunya. Diam-diam Annisa menaruh hati
padanya, tetapi cinta itu tak terbalas karena Khudori menyadari dirinya masih
mempunyai hubungan dengan keluarga Kyai Hanan. Akhirnya Khudori melanjutkan
sekolahnya ke Kairo untuk menghindari perasaannya pada Annisa.
Annisa secara diam-diam mendaftar
kuliah ke Yogyakarta dan diterima. Namun, ayahnya tidak menyetujuinya dengan
alasan bisa menimbulkan fitnah jika seorang perempuan belum menikah tinggal
jauh dari orang tua. Akhirnya Annisa dinikahkan dengan Syamsudin, anak dari
seorang Kyai dari Pesantren Sulaf Besar di Jawa Timur. Meskipun hati Annisa
memberontak, tetapi pernikahan itu tetap dilaksanakan, namun kenyataannya
Syamsudin yang berperangai kasar dan ringan tangan itu menikah lagi dengan
Kalsum. Harapan untuk menjadi perempuan muslimah yang mandiri bagi Annisa pun
seketika runtuh. Namun akhirnya Annisa dipertemukan lagi dengan Khudori karena
keduanya sama-sama saling mencintai dan akhirnya keduanya pun menikah.
Dalam film tersebut konsep yang di
gunakan cukup apik, tempat yang dipilih untuk melakukan adegan pun sangat
mendukung. Dimana menceritakan tentang perjuangan memperthankan hak-hak seorang
wanita yang hidup dalam lingkungan pesantren. Namun, dalam film tersebut banyak
adegan yang tidak patut untuk di tampilkan dalam film tersebut.
Film Perempuan Berkalung Sorban ini
mengajak kita untuk memperjuangkan hak-hak para kaum hawa yang sejatinya
dianggap sebagai kaum yang lemah, dalam film ini kita diajak untuk menegakkan
emansipasi wanita agar harga diri seorang wanita tidak di abaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar